Pada zaman dahulu beberapa kelompok Islam telah muncul seperti Khawarij, Syi'ah, Mu'tazilah, dll. disusul kemudian di akhir zaman ada Ikhwaniyun Salafiyun, Tabligiyun, dan kelompok-kelompok lainnya, yang mempunyai gerakan dan ciri khas masing-masing , semua motifnya sama, mengusung Islam berdiri di muka bumi.
Namun dalam perjalanannya ada kekhawatiran jauh dari berpegang teguh kepada Sunnah Rasulullah dan Sunnah para khalifah yang diberi petunjuk Allah SWT. Penulis dalam makalah ini menyorot kelompok salafi saudara kita yang akhir-akhir ini sedang berkembang dalam bentuk jam'iyah yang lain dari yang lain. Fanatisme yang kuat, penampilan yang kompak dan keberanian yang nampak secara lahiriyah serta pengakuan dirinya bermanhaj salaf menjadi tema menarik dalam makalah ini.
Tidak dapat disangkal bahwa ajaran Ibnu Taimiyah sangat berpengaruh bagi aliran Wahabbi, sebagian yang ternyata dalam beberapa karangan pendirinya, Muhammad Ibnu Abdul Wahab. Bahkan hal ini diakuinya dalam suatu keterangan bahwa Ibnu Taimiyah dan juga Muhammad Ibnu Abdul Wahab, termasuk imam-imam yang lurus haluannya, dan kitab-kitab yang dikarangnya adalah termasuk kitab-kitab yang terpenting mengenai Islam.
Baik Wahabbi ataupun Ibnu Taimiyah, sama-sama menamakan dirinya pengikut Imam Ahmad, pendiri madzhab Hambali yaitu salah satu dari empat madzhab yang terkenal dalam Islam.
Golongan Wahabbi sendiri mengaku, meskipun mereka bermadhab Hambali, namun mereka tidak ingin taklid begitu saja kepada pekataan atau keputusan Imam Madzhab tersebut.Mereka lebih suka menamakan dirinya golongan salafiyah Yaitu golongan orang-orang saleh dalam tiga generasi pertama sesudah Nabi Muhammad yang ingin membasmi semua bid'ah-bid'ah dalam Islam di sesudah zaman tiga generasi itu.
Al-Wahabbi juga menamakan dirinya "Al-muwwahidun" artinya penganut faham Allah yang Maha Ahad sesuai ajaran Tauhid yang murni dalam Islam, Allah yang wajib disembah inilah yang merupakan pokok ajaran Wahabbi ini.
7. Mengajarkan berbuat ghibah, menghina dan membuat kedustaan.
8. Mengajarkan mencari-cari kesalahan dan aib ulama dan da'i.
9. Mengajarkan kepada generasi muda untuk menjauhi saudara mereka tatkala mereka menyelisihi pendapatnya dalam persoalan apapun.
10. Motivasi mereka kepada generasi muda mengarah kepada sikap lemas, malas, dan bertindak negatif. Seperti tindakan mentakhdzir kelompok lain tanpa dalil kuat dengan menganggap itu adalah bid'ah dan bukan bagian dari sunah.
Dari 10 ciri diatas atau bisa jadi lebih dari itu bila dibandingkan dengan salafi menurut Ibnu Taimiyah maka jelas berlawanan, sebab ciri salafi adalah (seperti pada halaman 379 kitab Majmu at Tauhid, paragrap ke-4) Madzhab Salaful Ummah itu adalah menyatakan Allah yang mengurus dan merajai alam, menyuruh taat dan melarang maksiat, tidak mencintai kerusakan, dan tidak meridhoi hambanya melakukan kekufuran dan menyuruh menjauhi fahsya. Bila hambanya melakukan itu semua, maka Allah akan membencinya dan menyiksanya.
2.2 Pembahasan Mengenai " Salaf " dan " Salafi "
2.2.1. Definisi Salaf
Pada awalnya, yang dimaksud dengan generasi salaf adalah generasi sahabat tabi'in dan tabi'ut tabi'in. Namun pada masa kehidupan mereka (terutama masa tabi'in dan tabi'ut tabi'in) mulai timbul berbagai sekte (kelompok) sesat seperti Khawarij, Rapidhoh, Qodariyah, Mu'tazilah, dan Murji'ah, maka istilah salaf ini selanjutnya mempunyai 2 pengertian.
Pertama, Aspek Qudwah (keteladanan) artinya, yang dimaksud dengan istilah salaf adalah 3 generasi pertama Islam yang disebut sebagai Al- Qurun Al-Mufadhalah (tiga generasi mulia) yaitu generasi zaman Rasulullah sahabat, dan tabi'in.
Kedua, Aspek Manhaj (metode) artinya salaf tidak terbatas pada 3 genersi utama saja, namun juga setiap muslim yang mengikuti manhaj mereka sampai hari akhir nanti. Siapa saja yang mengikuti pemahaman jejak langkah tiga generasi utama, maka ia bisa disebut sebagai salaf atau pengikut salaf atau salafi.
- 5 -
Menamakan diri dengan As-Salaf harus melihat pada substansi nyata, bukan pada perkataan, penamaan diri maupun pengakuan.
Terkadang seseorang mengatakan kepada orang lain, ia salafi padahal orang tersebut bukan salafi (pengikut manhaj salaf). Sebaliknya seseorang adalah salafi (pengikut manhaj salaf), namun dia tidak mengatakan aku ini salafi. Hendaknya kita melihat pada substansi nyata, bukan pada penamaan maupun klaim pengakuan.
Seorang muslim harus komitmen dengan adab Tauhid Allah. Tatkala orang-orang Arab Badui mengatakan " kami telah beriman! " Allah mengingkari mereka.
Allah berfirman :
قا لت الا عرا ب ء منا قل لم تؤ منوا و للن قو لوا اسلمنا
Orang-orang Arab Badui ini berkata, " Kami telah beriman ; katakanlah (kepada mereka) ; Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, kami telah berislam."
(Al-Hujrat /49 : 14)
Allah mengingkari orang-orang Arab Badui yang menyipati diri mereka sebagai orang beriman. Padahal mereka belum sampai pada tingkat beriman. Mereka baru saja masuk Islam, itupun masih diliputi keraguan.
Dalam kitab Majmu'at Tauhid karangan Syekh Ibnu Taimiyah dan Syekh Muhammad bin Abdul Wahab pada bab ke-26 : Tentang perbedaan antara wali Allah dan wali Syetan, sub-bab " Telah bersepakat Salafi Ummah dan Aimah " halaman 356 s.d 366 khusus bab salafi Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa generasi salafi (orang terdahulu) itu adalah sebaik-baiknya masa di zaman Nabi Muhammad, kemudian generasi sesudahnya, dan kemudian generasi sesudahnya. Menurut beliau (Ibnu Taimiyah): " Telah bersepakat generasi umat terdahulu dan para imamnya dan seluruh wali-wali Allah Ta'ala, bahwasanya para Nabi lebih utama dari wali-wali yang bukan para Nabi, Sungguh Allah telah menurunkan dan memberikan hambanya yang beruntung dengan diberi nikmat atas mereka kedalam 4 tingkatan sesuai dengan firman Allah SWT pada Q.S An-Nisa ayat : 69
ومن يطع لله والرسول فاولئك مع الذين انعم الله عليهم من النبين والصديقين والشهداء والصلحين وحسن اولئك رفيقا
" Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang menganugrahi nikmat Allah atasnya, mereka dari para Nabi dan para syidiqin dan para syuhada, dan orang-orang shaleh. Dan sebaik-baiknya mereka itulah teman."
Jadi urutannya adalah Nabi, orang-orang jujur, para mujahidin, dan orang-orang shaleh.
Keterangan lain menurut beliau (Ibnu Taimiyah) orang salaf itu bukan asal orang tapi dasar qoth'i menurutnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Kaum Muhajirin
2. Kaum Anshor, kemudian yang paling afdhal kelompok itu adalah
3. Sahabat-sahabat Assabiqunal Awwalun, Khulafaur Rasyidin, dua diantaranya yang paling afdhal adalah Abu Bakar dan Umar, orang-orang inilah yang menurut Ibnu Taimiyah sebagai Shalafush Shaleh. Adapun generasi Salafush Shaleh selanjutnya adalah seluruh umat Islam yang mengikuti jejak mereka dengan baik hingga hari kiamat dimana keadilan dan kebersihan diri mereka telah diakui oleh umat secara ijma dan merekapun tidak pernah tertuduh melakukan bid'ah yang menyebabkan kekufuran atau kefasikan.
Allah telah memilih dan menetapkan para sahabat baginda sebagai umat terbaik. Allah telah menunjuk mereka untuk membela Nabinya berperang dengan Beliau guna menghilangkan kekafiran di atas muka bumi, kesertaan dan pengamatan langsung para sahabat, dihampir setiap aktifitas Nabi SAW, maka.
pantaslah bila mereka Radhiyallahum Ajma'in terpilih menjadi sebuah barometer kebenaran.
Generasi Shalafush Shohih tidak ada kelompok–kelompok perpecahan seluruhnya satu aqidah. wajib menjadi umat yang satu. Menjadi narasumber satu yaitu Al-Quran dan Sunnah. Harus menjauh dari kelompok-kelompok yang tidak menggali ilmu Islam dan kelompok yang mencaci umat Islam sendiri, Syekh Ibnu Taimiyah berkata, " Sesungguhnya orang bodoh itu seperti lalat yang tidak akan hinggap kecuali di tempat luka. Dan dia tidak akan hinggap untuk tujuan yang benar, sedangkan akalnya selalu menimbang-nimbang urusan ini dan itu."
0 komentar :
Posting Komentar